Ingin rasanya
tak punya hati. Agar tidak pernah ada rasa. Rasa apapun itu ! Tak perlu ada
senang bila akhirnya susahpun akan datang. Menitik juga airmata. Berkali-kali
timbul tenggelam dalam susah dan senang sendirian. Pasangan rasa yang selalu
ada.

Sebijak apa aku
harus jalani hidup ?! setangguh apa aku harus menantang dunia ?! Sudah ! Aku
sudah berpegang kuat pada kesabaran dan cinta, serta kasih sayang. Agar aku
bisa dikatakan manusia. Namun, dera siksa rasa datang bertubi-tubi. Rasa yang
tak kuinginkan. Sakit, pilu, sedih dan segala rasa sakit yang tak pernah ku undang.
Ketika aku mengutarakan rasa sakitku. Mereka hanya berkata,”Hidup tak seindah
yang kau bayangkan !”.
Lalu dimana dia
sekarang ini ? seorang yang dulu pernah membawa cinta tanpa mengharap apa-apa.
Tak ada ! Kurasa tak ada cinta apa adanya seperti banyak penulis novel
ceritakan dalam episode cinta harapannya. Itu hanya harapan ! Harapan aku dan
kebanyakan orang diatas bumi ini untuk mendapatkan cinta tanpa harga, hanya setia
! Rupanya aku tertipu. Dulu ! Sebelum aku mengenal cinta. Berharap seorang
pangeran datang menjemputku dengan segala cinta yang dimiliknya. Tak ada cinta
! Ketika semua tirai terbuka dan perlihatkan padaku. Bahwasanya cinta hanyalah
perkara balas – membalas rasa. Tidak lebih dari itu !
Mungkin
sekarang, aku harus kebalkan hati. Butakan mata. Matikan rasa. Membunuh cinta.
Membuang rindu. Sehingga ketika sakit dan pilu datang mengunjungiku, aku tak
punya rasa apa-apa. Bahkan ketika ia datang membawa mawar dan selusin cinta.
Aku hanya berkata, “Aku tak punya apa-apa !”