Sabtu, 26 Juli 2014

ASAL MULA KEUMALA DALAM




Salam’alaikum #aneukmudapidie semua, senang banget bila saat ini saya punya berita yang menarik, sebagai #aneukmudapidie kalian wajib tahu semuanya. Kali ini saya ingin memberitahukan kepada sobat semua tentang asal mula nama Gampong Keumala Dalam. Pasti kalian mengira Keumala Dalam diberi nama seperti itu karena letaknya yang dikelilingi oleh pegunungan. Ternyata bukan begitu sob...”Dalam” adalah Bahasa Aceh yang mempunyai arti “tempat tinggal raja” dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan ” Keumala “ mempunyai arti  “batu yang bercahaya”
Sultan Tuanku Muhammad Dawodsyah (Wikipedia)
Ternyata dulunya Keumala pernah menjadi Ibukota Pemerintahan Aceh saat Sultan Tuanku Muhammad Dawod Syah menjabat sebagai raja. Ceritanya begini, sebelumnya Ibukota Pemerintahan Aceh berada di Indrapuri. Namun kemudian Indrapuri hancur akibat dari serangan Belanda. Akhirnya, Sultan kemudian memerintahkan untuk mencari pusat kedudukan baru dan memilih Peukan Keumala sebagai lokasi yang tepat pada 1879. Tuanku Hasyim bersama putranya Tuanku Raja Keumala, dan Panglima Polim bersama putranya Teuku Raja Kuala diperintahkan menjalankan roda pemerintahan di sana.
H. Mohammad Said dalam bukunya Aceh Sepanjang Abad menuliskan beberapa faktor dipilihnya Keumala sebagai pusat pemerintahan baru Kerajaan Aceh Darussalam. Di antaranya, Keumala dianggap sebagai daerah strategis dan aman dari bahaya penyerbuan mendadak. Selain itu, Mohammad Said menjelaskan, seluruh rakyat Keumala telah dimobilisasi dan dalam keadaan siap tempur untuk menghadapi Belanda dalam waktu singkat. 
Ketidakberhasilan Belanda menerobos masuk ke Keumala, membuat perlawanan-perlawanan di seluruh daerah Kerajaan Aceh Darussalam berkobar. Di wilayah barat Aceh, Teuku Umar memimpin perlawanan rakyat Meulaboh mengusir Belanda. Dia dibantu oleh mantan istri Teungku Ibrahim Lamnga, Cut Nyak Dhien, yang kelak dipinangnya. Di Pasee, perlawanan rakyat melawan Belanda berada di bawah kendali Teungku Chik Di Tunong, Pang Nanggroe dan Cut Meutia. 
Posisi Keumala Dalam sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam berlangsung hingga 20 tahun lamanya. Sejak pusat ibukota dipindahkan ke tempat itu, daerah Keumala Dalam menjadi ramai. Banyak rapat-rapat militer menghadapi Belanda berlangsung di sana. Selain itu, banyak pula uleebalang yang datang menghadap Tuanku Mohammad Dawot Syah untuk meminta pengakuan sebagai wakil Sultan dan tanda Cap Sikureung.
Nah gitu sobat semua...sebagai #aneukmudapidie, kamu wajib tahu tentang sejarah gampongmu sendiri. So, yuk kita lestarikan sejarah Pidie khususnya dan Aceh umumnya. I love you Aceh :) ( Sumber : http://atjehpost.com/articles/read/1149/Saat-Keumala-Menjadi-Ibukota. Tanggal akses 26 Juli 2014 )

Tidak ada komentar: