Sabtu, 23 Agustus 2014

CATATAN HATI SUCI

Faris terpaku menatap onggokan tanah merah yang masih baru dihadapannya. Dorongan hati yang membawanya jauh dari Jakarta ke Aceh, hanya untuk menjumpai seorang wanita yang telah menggoyahkan hatinya. Wanita yang tidak dikenalnya sama sekali. Wanita dari dunia maya yang telah merubah jalan hidupnya.
" Suci meminta saya untuk memberikan ini kepadamu Faris " Seorang gadis lembut berjilbab anggun menghampirinya. " Sebelum dia koma, dia selalu bercerita pada saya tentang kamu ".
Faris membuka amplop tebal yang diberikan oleh gadis itu. Perlahan dia merobek ujung amplop itu dan menarik kertas yang ada di dalamnya. Diatas lipatan kertas ada sebuah tulisan tak rapi. Seolah ditulis oleh tangan yang lemah dan gemetar, " Aku berharap, suatu saat Allah pertemukan kita !". Dengan dada berat menahan nafas, Faris membuka lipatan kertas itu. Menitik airmata Faris. Ia tak malu untuk menangis. Bila mampu ia akan berteriak !
" Suci yang meminta untuk mencetak semua percakapannya denganmu. Ia yakin suatu saat kamu akan datang menemuinya " Dengan terisak gadis itu memberi penjelasan kepada Faris.
" Kamu adiknya Suci "
" Saya Mira, sahabat Suci. Ada beberapa percakapan yang tidak dicetak. Itu karena bukan Suci yang chat dengan kamu, tapi saya ! Maaf, bila selama ini saya membohongi kamu dengan berpura-pura menjadi Suci ". 
Faris terpaku diam. Hatinya masih belum menerima keadaan yang terpampang nyata dihadapannya. Baru tiga hari lalu dia berjanji mengunjungi Suci dalam bulan Ramadhan. Semua nya baik-baik saja. Pesan demi pesan yang masuk saling berbalas. Bukan Suci yang membalas pesan-pesannya seminggu lalu tapi Mira ! 
" Salam'alaikum Faris ."
"Wa'alaikum Salam, lagi ngapain kamu ?"
" Tidur !"
"Masih sore kok sudah tidur?".
"Sakit !"
"Hah...kamu sakit ???
Mata Faris kian buram. Hatinya perih. Sebulan lalu Suci mengakui bila dirinya. terkena kanker serviks stadium IV. Mengapa Tuhan mengambil nikmatnya kesehatan dari seorang Suci yang selama ini telah mengisi relung hatinya. Walaupun selama ini mereka hanya berbagi cerita di dunia maya. Tidak ada kebohongan ! Dan Faris tidak bisa mengarang cerita bila chat dengan Suci. Walaupun, selama ini dia selalu berbicara gombal dengan teman chat wanitanya.
"Kamu kok mau temenan denganku ?" Suatu ketika Faris pernah bertanya pada Suci.
"Iya. Nyaman aja chatting sama kamu".
"Kok bisa gitu"
"Kamu satu-satunya cowok yang tidak pernah ajak aku untuk chat sex".
"Emang kamu gak suka chat gituan ?"
"Nggak lah !"
Setelah beberapa bulan kemudian mereka semakin akrab. Banyak cerita-cerita kehidupan yang mengalir dari pesan-pesan mereka. Pesan-pesan itu telah membuka mata hati Faris. Hari-harinya selalu saja ada penantian terhadap sapaan Suci. Terkadang hatinya terasa hampa bila Suci belum menyapanya. Hingga sebulan lamanya Suci tidak pernah lagi mengirimnya pesan. Berkali-kali Faris mencoba "Ping" Suci, tapi tidak ada Suci disana. Hingga suatu sore, terdengar suara "Ping" dari kotak messengernya, Suci !. Dengan gerak cepat, Faris membalas dengan pertanyaannya.
"Kemana aja kamu ! kok dah lama nggak OL ? Apa kabarmu ?"
"Aku di rumah sakit".
"Hah ! Kamu sakit lagi ?!
"Iya."
"Sakit yang kemarin ?"
"Iya"
"Apa kata dokter ?!"
"Tidak apa-apa. Cuma harus operasi".
Operasi terakhir yang dilakukan tim dokter untuk Suci. Sebelumnya, ia sudah menjalani dua kali operasi. Tim dokter tidak bisa menyelamatkan nyawanya. Kanker sudah menyebar ke seluruh organ vitalnya. 
Faris masih menggenggam erat kertas putih itu. Tak harus dibacanya ! Karena ia telah tahu semuanya. Catatan ini hanya sebuah benda pelengkap cerita. Selebihnya, Suci sudah pernah bercerita padanya. Tentang harapan-harapannya untuk sembuh dari sakit. Tentang hatinya yang bergetar bila menerima pesan-pesan Faris. Tentang kekesalannya bila Faris cuek terhadapnya dan sibuk dengan teman chat wanitanya dan Faris menikmati itu semua. Getar itu sama, ada dalam hati mereka.

Tidak ada komentar: