Kamis, 31 Juli 2014

KETIKA CINTA GIGIT JARI

Siang membakar kepala. Otak berasa mendidih. Apalagi bila siang-siang begini harus melihat pemandangan yang sangat tidak menyenangkan mata. Sebulan lalu kenal melalui Facebook. Dari foto profil yang terpajang sepertinya cowok itu ganteng sekali dan pastinya membanggakan hati bila dijadikan pacar.
Cinta menyedot cepat jus jeruk dari gelas yang ada dihadapannya. Ia ingin segera pergi dari cafe tersebut. Tapi bagaimana caranya. Tadi dia pergi dengan Iwan, cowok yang sekarang ada di depan matanya. Bukan cowok idamannya ! Rambut gimbal, awut-awutan. Kulitnya hitam terbakar matahari. Bau parfum murahan menyengat hidung, bercampur dengan asamnya keringat.
"Gimana Cin? Jadi nggak kita pacaran?" Iwan mengajukan pertanyaan yang sangat menakutkan baginya. Duh...mengapa nasibku bisa seburuk ini ! Cinta menggerutu dalam hati.

Sabtu, 26 Juli 2014

ASAL MULA KEUMALA DALAM




Salam’alaikum #aneukmudapidie semua, senang banget bila saat ini saya punya berita yang menarik, sebagai #aneukmudapidie kalian wajib tahu semuanya. Kali ini saya ingin memberitahukan kepada sobat semua tentang asal mula nama Gampong Keumala Dalam. Pasti kalian mengira Keumala Dalam diberi nama seperti itu karena letaknya yang dikelilingi oleh pegunungan. Ternyata bukan begitu sob...”Dalam” adalah Bahasa Aceh yang mempunyai arti “tempat tinggal raja” dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan ” Keumala “ mempunyai arti  “batu yang bercahaya”
Sultan Tuanku Muhammad Dawodsyah (Wikipedia)
Ternyata dulunya Keumala pernah menjadi Ibukota Pemerintahan Aceh saat Sultan Tuanku Muhammad Dawod Syah menjabat sebagai raja. Ceritanya begini, sebelumnya Ibukota Pemerintahan Aceh berada di Indrapuri. Namun kemudian Indrapuri hancur akibat dari serangan Belanda. Akhirnya, Sultan kemudian memerintahkan untuk mencari pusat kedudukan baru dan memilih Peukan Keumala sebagai lokasi yang tepat pada 1879. Tuanku Hasyim bersama putranya Tuanku Raja Keumala, dan Panglima Polim bersama putranya Teuku Raja Kuala diperintahkan menjalankan roda pemerintahan di sana.
H. Mohammad Said dalam bukunya Aceh Sepanjang Abad menuliskan beberapa faktor dipilihnya Keumala sebagai pusat pemerintahan baru Kerajaan Aceh Darussalam. Di antaranya, Keumala dianggap sebagai daerah strategis dan aman dari bahaya penyerbuan mendadak. Selain itu, Mohammad Said menjelaskan, seluruh rakyat Keumala telah dimobilisasi dan dalam keadaan siap tempur untuk menghadapi Belanda dalam waktu singkat. 
Ketidakberhasilan Belanda menerobos masuk ke Keumala, membuat perlawanan-perlawanan di seluruh daerah Kerajaan Aceh Darussalam berkobar. Di wilayah barat Aceh, Teuku Umar memimpin perlawanan rakyat Meulaboh mengusir Belanda. Dia dibantu oleh mantan istri Teungku Ibrahim Lamnga, Cut Nyak Dhien, yang kelak dipinangnya. Di Pasee, perlawanan rakyat melawan Belanda berada di bawah kendali Teungku Chik Di Tunong, Pang Nanggroe dan Cut Meutia. 
Posisi Keumala Dalam sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam berlangsung hingga 20 tahun lamanya. Sejak pusat ibukota dipindahkan ke tempat itu, daerah Keumala Dalam menjadi ramai. Banyak rapat-rapat militer menghadapi Belanda berlangsung di sana. Selain itu, banyak pula uleebalang yang datang menghadap Tuanku Mohammad Dawot Syah untuk meminta pengakuan sebagai wakil Sultan dan tanda Cap Sikureung.
Nah gitu sobat semua...sebagai #aneukmudapidie, kamu wajib tahu tentang sejarah gampongmu sendiri. So, yuk kita lestarikan sejarah Pidie khususnya dan Aceh umumnya. I love you Aceh :) ( Sumber : http://atjehpost.com/articles/read/1149/Saat-Keumala-Menjadi-Ibukota. Tanggal akses 26 Juli 2014 )

Jumat, 25 Juli 2014

ASAL MULA KABUPATEN PIDIE



Peta Kabupaten Pidie (Sumber : Wikipedia)


Assalamualaikum sobat, sebagai #100%aneukmudaPidie saya mo share sejarah Kabupaten Pidie. Mumpung ni...lg ada hubungannya dengan Pedir Festival Raya yang bakal digelar oleh Pemkab Pidie yang dipusatkan di Keunirei dan Alun-Alun Sigli. Jangan ngaku kamu anak Pidie asli kalo belum tau asal mula nama daerahmu sendiri ( malu...dong... :-P). Sebagai putra/putri daerah Pidie kamu sekalian harus bangga dong....karena Pidie ini pada awalnya adalah sebuah kerajaan yang bernama Pedir, makanya kabupaten yang terkenal dengan emping melinjonya ini berbeda dengan kabupaten lain yang menggunakan kata “Aceh” untuk nama kabupatennya.
Pidie dari dulu (413 Masehi) dan terkenal sob..., dalam sebuah riwayat Tiongkok Pidie awalnya dikenal sebagai negeri Poli. H.M. Zainuddin dalam bukunya “Tarikh Aceh dan Nusantara” disebutkan oleh ahli sejarawan kuno, Winster, sebagai sebuah negeri yang makmur dan jaya. Menurutnya, setelah Sriwijaya dan Pasai, Poli lah Bandar pelabuhan yang terkenal, yang oleh H M Zainuddin kemudian diduga sebagai sebuah muara yang kini dikenal sebagai Kuala Batee.
Silsilah raja di Poli atau Pedir tidak begitu jelas. Namun Zainuddin menyebutkan di Kampong Klibeut terdapat makam raja-raja diantaranya makan Sultan Ma’ruf Syah, anak dari Sulaiman Nur, yang mangkat pada tahun 916 H. (1511 M) dan Kampung Sanggeue dekat Mesjid Raja Pidie (Labuy) terdapat satu makam Putroe Balee, yang mangkat pada tahun 970 H (1588 M).
Menurut Varthema sumber Portugis mengatakan bahwa Sultan Ma’ruf Syah Raja Pidie (Pedir, Sjir, Duli) itu pernah menaklukkan Aceh Besar dalam tahun 1479. Masa itu diangkat dua orang wakil di Aceh, seorang di Aceh sendiri dan seorang di Daya. Mula-mula Pidie dikalahkan oleh Raja Aceh Besar dan di dudukkan oleh Wali Negara (Gubernur) di Pidie, yaitu Raja Ali dan adiknya, Ibrahim. 
Kemudian Raja Ibrahim yang menjadi Wali Negara Raja Aceh di Pidie atas Perintah abangnya menyerbu Benteng Portugis yang baru didirikan di Kuala Gigieng. Cerita lain menyebutkan bahwa, Kuta Asan, Pidie, merupakan bekas kota yang didirikan Portugis. Negeri Pidie pada zaman dahulu adalah kerajaan yang berbatas dari Kuala Batee sampai ke Kuala Ulim, meliputi Meureudu. Nah itu dia sobat, sekilas tentang sejarah kabupaten Pidie. Setelah kamu baca tulisan ini jangan pernah ada cita-cita pengen jadi aneuk muda laen, keep be #100%aneukmudaPidie.
( sumber : http://iskandarnorman.blogspot.com/2011/01/pidie-dalam-history-of-south-east-asia.html, tanggal akses 25 Juli 2014)


Kamis, 24 Juli 2014

TIKUS RUMAH GUE



Kisah ini terinspirasi dari banyaknya tikus dirumah gue. Rumah sempit tapi luas rasanya (he...he...bingung kan ?) ya iyalah...! Rumah gue itu tipe RSSSSSS (Rumah Sangat Sederhana Sempit Sekali Senggol-Senggol), tapi kami yang tinggal di dalamnya punya hati seluas samudra ( he...he...lebay.....!), jadi walopun rumah sempit luas terasa (masih bingung...? derita loe deh..!)

Sebenarnya masih banyak pekerjaan yang harus gue lakukan daripada membuat kisah ini ( tugas kuliah bejibun...!), tapi karena tadi waktu ke kamar mandi hampir jatuh gara-gara tikus nyerempet kaki gue ( besok mo buat traffic light khusus tikus aja deh, biar dia gak nyebrang sembarangan), jengkel banget ! Coba bayangkan...! secara badan gue yang segede ini ! ( masih gede Ade Ray kok) hampir KO ama tu tikus yang badannya Cuma segede jempol ( emang ada? Ada...anaknya tikus. Tapi yang ini segede jempolnya Ade Ray, berarti kakaknya tikus deh...).