Tradisi Teumeutuek, #aneukmudapidie pasti tau tradisi yang satu ini ! Apalagi bagi kalian yang sudah menikah pasti sudah mengalaminya. Bagi kalian yang belum tau apa itu Teumeutuek, saya bakal share deh tradisi Aceh yang satu ini :).
 |
Linto Baro dan Dara Baro (sumber : visitacehdarussalam.blogspot.com) |
Teumeutuek adalah tradisi pemberian uang dari orangtua atau pihak keluarga kepada Dara Baro (pengantin wanita) ataupun Linto Baro (pengantin pria). Seorang Linto Baro atau Dara Baro bisa mengalami beberapa kali pemberian teumeutuek.
Pertama, seorang Linto Baro atau Dara Baro akan menerima pemberian teumeutuek dari ibu dan keluarga sebelah ibu pada saat di peusijuek (tepung tawar) menjelang acara pernikahannya. Jumlah uang yang diterima biasanya tidak ada patokan tertentu. Tergantung dari keikhlasan orang memberi.
Kedua, tradisi teumeutuek dialami saat preh Linto Baro atau Dara Baro (acara ngunduh mantu). Preh Linto Baro (ngunduh mantu pria) teumeutuek dilakukan oleh pihak keluarga Dara Baro. Uang yang diberikan sesuai dengan jumlah idang (bawaan/seserahan) Linto Baro. Begitu juga dengan sebaliknya, pada saat acara preh Dara Baro (ngunduh mantu wanita). Maka teumeutuek dilakukan oleh pihak keluarga Linto Baro. Tergantung juga dari idang yang dibawa oleh Dara Baro. Namun disini, teumeutuek tidak hanya berupa pemberian uang, bisa juga dalam bentuk emas. Tergantung pada kemampuan pihak keluarga masing-masing.
Ketiga, tradisi teumeutuek terakhir yang dialami oleh Linto Baro dan Dara Baro. Biasanya terjadi pada saat Linto Baro atau Dara Baro pertama kali mengunjungi keluarga masing-masing di hari Lebaran. Bagi Linto Baro sebelumnya, dia punya kewajiban membawa antaran berupa daging untuk Dara Baro di hari meugang, baik meugang puasa atau meugang uroe raya. Ibu Dara Baro akan memberikan teumeutuek di hari lebaran kepada Linto Baro sesuai denga jumlah kilo daging yang dibawa pulang oleh Linto Baro. Selanjutnya, apabila Linto Baro ingin mengunjungi sanak keluarga maka dia harus membawa bungkusan berupa gula, susu, atau sirop dengan roti. Keluarga yang dikunjungi wajib teumeutuek pada Linto Baro sebagai balasan dari bawaanya. Begitu juga dengan Dara Baro. Pertama kali berkunjung ke rumah mertua maka dia harus membawa wajeb (wajik) dalam wadah talam/nampan. Sebagai balasannya, ibu mertua melakukan teumetuek kepada Dara Baro.
Ribet ya????? :) memang sih....tapi saya bahagia sih waktu menjalaninya dan lebih bahagia lagi apabila acara berkunjungnya berakhir. Menghitung uang.....! He...he...he...lumayan bila digabung dengan jumlah uang teumeutuek yang diperoleh suami.
Eiits....dont forget it #aneukmudapidie, tradisi teumeutuek ini bukan hanya sekedar pemberian uang. Lebih dari itu ! Ini menyangkut harga diri masing-masing pihak keluarga. Uang yang diberikan tidak boleh terlalu rendah dibawah harga barang atau seserahan yang dibawa. Jika ada pihak keluarga yang teumeutuek dibawah harga seserahan bisa dikatakan dia tidak punya rasa malu dan tidak menjaga kewibawaan keluarganya.
Tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman. Bila ada kesalahan mohon koreksi, mungkin diantara #aneukmudapidie yang membaca bisa lebih menambah wawasan saya dengan tradisi Aceh yang satu ini. Tetap bangga menjadi #aneukmudapidie.